Udah
lama uga aku gak cerita tentang kegiatan aku di blog ini.
Sabtu,
21 Januari 2016. Kira-kira jam 10 pagi, aku dan teman baruku di BATAN, di
antaranya Sampe, Mega, Indah, Nute, dan Fajo tiba di TMII. Taulah kan kelen apa
kepanjangaannya TMII??
Berpoto di depan pintu masuk. Sebelum bayar tiket masuk. Pengennya nampak TMII nya eh malah fokus ke muka kami. |
Kami masuk
dari pintu utama TMII. Kami harus bayar tiket masuk Rp 10.000,-/kepala. Saat di
dalam kami lihat suasananya cukup sepi. Kami lihat ada penyewaan motor. Harus
kelen tau aku gak bisa mengendarai motor . L
Bahkan sepeda sekalipun. Tapi kalau kami jalan kaki bisa letih banget. Padahal
ada 34 anjungan yang mau di kelilingi. Jadi, kami putuskan untuk makan dulu.
Secara kami berangkat jam 8 pagi, yang dimakan hanya indomie dan aku gak ada
makan.
Berpoto setelah aku, Sampe, dan Mega gesek ATM dan sebelum kami makan di CFC. |
Kami
jalan menelusuri tempat makan yang murah, meriah, muntah. Tapi gak ada. Yang
ada makanan dengan harga terjangkau ala Paman Sam, CFC. (gak masalah kan sebut
brand??). Di dalam kami pesan paketan. Namanya juga mahasiswa ngekos. Tempat
duduk aku menghadap ke arah sekumpulan pemuda/i Asia Timur. Dari penampilan
wajah yang cantik dan tampan, pakaian yang modis, rambut berwarna coklat pirang
dan hitam, serta make up yang standar, aku merasa mereka adalah orang Korea.
Perhatikan ujung kiri atas foto, itu adalah pemudi Korea. Pemudanya lagi mesani makanan. |
Aku
langsung bilang ke teman-teman yang lain untuk memperhatikan mereka sekilas.
Pendapat kami sama.
Sampe:
“Nyanyilah kau, Bang di depan mereka.”
Aku :
“Mmmm, o iya aku nyanyi ini …. wi param, te tet teret teret teretet, tet teret
teret teretet, tet teret teret teretet, wi param param param”
Nute :
“Itu kan BlackPink”
Aku:
“Iya. Itu kan lagi booming di sana. Atau gak ini … weonhi manhi manhi manhi,
manhi manhi…”
Mereka
pun tertawa. (Itu adalah lagu BTS-Blood Sweat and Tears)
Nute
berdiri membawa tempat sambal kami buat diisi ulang. Tempat pengisiannya ada di
dekat sekelompok pemuda/i Korea itu. Selesai pengisian, aku bertanya apa mereka
bebrbicara dalam bahasa Korea. Dia pun menjawan iya.
Kami
pun sudah benar-benar selesai makan. Kami bergegas melanjutkan perjalanan kami.
Mereka berjalan keluar dari pintu depan. Aku menahan mereka dan mengubah haluan
melewati pintu belakang yang secara otomatis kami melewati pemuda/i itu.
(Sebenarnya
aku mau minta foto banget banget tapi masa pas mereka baru selesai makan. Gak
sopan rasaku ah)
Oke.
Waktu menumjukkan pukul berapa aku pun gak tau pastinya. Kami menyewa 2 sepeda
gandeng. Harga sewa Rp 35.000,-/sepeda selama 1 jam gratis 1 jam. Lumayanlah.
Tapi balik cerita sebelumnya, aku kan gak bisa bawa --“. Alhasil, aku di tengah
Mega dan Fajo. Mega dan Fajo bertukaran posisi sebagai kapten karna aku berat
-____-.
Dari depan ke belakang: Sampe, Nute dan Indah |
Dari belakang ke depan: Mega, Aku dan Fajo |
Awalnya
aku malu kalau dilihati orang-orang tapi lama-lama jadi malu-maluin karna
sepanjang jalan kenangan aku tertawa terus wkwkwk. Udah gak jelas kayak orang
gila. Ini akan menjadi hal yang tak terlupakan. Kami kelilingi dan berhenti di
berbagai anjungan yang ada seperti, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Papua,
Sulawesi Selatan, dan tempat lainnya yang bagus menurut kami.
KALIMANTAN BARAT |
KALIMANTAN BARAT |
KALIMANTAN BARAT |
SUMATERA BARAT |
SUMATERA BARAT |
Yang
spesial adalah Sulawesi Selatan. Selain ada rumah adat Tongkonan punyanya suku
Toraja, kami menemukan hal yang sangat-sangat menarik dan membuatku bergairah.
Kami bertemu sekelompok pemuda/i Korea itu lagi. Ini yang namanya jodoh pasti
bertemu. Terima kasih, Afgan.
SULAWESI SELATAN |
SULAWESI SELATAN |
Nute:
“Cepat, Bang Jo!!”
Aku
langsung berjalan ke arah kedua kakak Korea itu. O iya mereka ada 5 wanita dan
3 pria.
Aku:
“Excuse me, can we take a photo with all of you?”
Kedua
kakak itu tampak bingung diawal. Mereka bilang ooh. Lalu salah satu dari mereka
mengajak kawannya yang lain untuk ikut berpoto. Aku jadi tukang potonya
(padahal aku pengen ikut dipoto uga.)
Aku :
“Once again, han na tul set!” (tangan gemetaran)
Salah
satu pemuda Korea memperbaiki pengucapan aku seharusnya aku bilangnya " hana dul ses"
Nute :
“Bang Jo buat boomerang bang”
Aku:
“Iya. (mengarah ke pemudi Korea) Do you know Boomerang?”
Salah
satu menjawab dengan pertanyaan, “boomerang?”
Aku:
“Boomerang for Instagram”
Ada
yang paham, “Aaaaa,…boomerang”
Akhirnya
mereka tau juga maksud kami. Semua ambil
posisinya kembali dan bersiap melakukan gerakan unik mereka. Aku pun berkata,
“….” Dan aku mengucapkannya benar kali ini. (tapi tangan tetap masih gemetaran)
Pemuda/i
Korea begitu senang melihat hasil boomerangnya. Mereka berbicara dalam
bahasanya dan aku hanya bisa tersenyum dengan kawan aku. Kami gak ngerti hiks…
Setelai
selesai berpoto, aku ajak kenalan dong (walau sekujur tubuh keringat dingin ,
pala puyeng). Dalam bahasa Inggris -___-.
Aku
bertanya what’s your name sambil memberikan tangan. Malah canggung. Karna aku
baru ingat di Korea pake cara membungkukkan badan. Ya, tetap salaman sih kami.
Ada 4 orang kusalami, Won Bin, Jiseoni, 2 lagi aku lupa namanya. Abisnya susah.
Aku:
“Why you choose Indonesia”
Salah
satu pemudi Korea bilang “passé”. Ngomong apa kak? Dikiranya aku ngerti kali
ya.
Yang
lain membantuku, dia bilang “volunteer”.
Aku:
“Aaaa, volunteer for what?”
Dan
mereka menjawabku dalam bahasa Korea -________- mungkin mereka bingung mau
bilang apa. Karna aku pintar, aku paham maksudnya (dalam tebakan aku).
“Universitas Indonesia?” tanya aku.
“Yaa”,
jawab kedua kakak itu.
Aku :
“How long you have been here?” (maafkan grammerku)
Salah
satu pemudi Korea menjawab, “3 weeks and tomorrow we will back”.
Aku:
“O ya?”
Mereka
ngangguk-ngangguk. Pas banget, untung aku gak melewatkan momen ini karna rasa
takutku. Harus berani untuk salah dan malu!! Kami pun mengucapkan salam
perpisahan. Kamsahamnida! Gomawo!
Mereka
membalas kami, terima kasih!Makasih udah mau baca kisah aku dan mereka :) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar