Penulis yang hampir tertidur di atas pohon terkejut
mendengar adanya suara yang memanggil dia. Dia khawatir kalau orang itu adalah
Chindy. Dia merasa malu dengan gadis itu. Namun, mau sampai kapan penulis
berada di atas?
Dia pun beranikan dirinya. Ya ampun, ternyata seseorang
yang selama ini penulis tunggu-tunggu kepulangannya. Orang yang dia anggap
sebagai abang, Pungoh. Bukan sebuah nama. Hanya sebuah julukan. Betapa
bahagianya penulis ketika Pungoh melambaikan tangan untuknya dan mengajaknya
turun. Semenit kemudian, penulis sudah berada di bawah. Pungoh hanya tertawa
melihat tingkah penulis yang tidak berubah. Selalu lucu baginya.
Penulis tahu kalau yang terlalu ingin untuk akrab
sebagai saudara adalah dirinya sendiri. Tapi ada beberapa aspek yang buat
penulis merasa kalau Pungoh senang dengannya dan inginkan penulis sebagai
adiknya. Terkadang Pungoh memanggilnya adik. Tetapi, penulis selalu
memanggilnya abang.
“Nih untukmu!” ucap Pungoh.
“Apa ini?? Bagus banget. Lucu lagi,” ujar penulis
yang senang melihat benda semungil ini ada untuknya.
“Oleh-oleh,” ucap Pungoh sepotong sambil mengelus
rambut penulis.
Penulis hanya bisa tersenyum dengan mata sedikit
berkaca. Sungguh mengharukan bagi penulis bisa mendapati hadiah seindah ini.
Sungguh indah peristiwa ini. Hari yang luar biasa. Ternyata, penulis masih ada
di seperempat kecil hati dari abangnya, Pungoh. ‘Dia masih memikirkanku.’
“Makasih yah,” ujar penulis.
Sangat indah. Penulis tidak mau kehilangan momen ini.
Bila ini mimpi, penulis ingin tidur selamanya. Tak mau bangun dan tak pernah
inginkan untuk bangun. Tinggal dalam kebahagiaan selamanya. Hanya kebahagiaan.
Namun,….
GEDUBRRAAAKK!!
Aduh kepala penulis pasti sakit banget kebentur
lantai. Penulis yang masih setengah sadar mengusap-usap dahinya yang terasa sudah
mulai membengkak. ‘Jadi dari awal ketemu Chindy dan Christy sampai Bg Pungoh
hanya mimpi?? Semuanya hanya mimpi???’ Tak percaya, sungguh tak bisa dipercaya
mimpi putih penulis yang terasa nyata hanyalah sebuah mimpi belaka??
“TIIIIIIIIIIIIDDDAAAAAAAAAAAKKK!!!!!!”
_THE END_