Penulis bermain ceria dengan kedua
sahabatnya, Chindy dan Christy di sebuah café yang tidak begitu terkenal. Hanya
ada 2 wanita itu saja dari beribu sahabat yang dimiliki penulis. Dan seorang
pria tampan yang merupakan kepunyaan Christy duduk di hadapan penulis. Dia
adalah pacarnya Christy. Penulis tidak tahu pasti siapa nama pria itu karena
penulis tidak memiliki hasrat untuk berkenalan dengan pria itu dan begitu juga
dengan Christy yang tidak melontarkan kata sayang pada pria itu serta
mengenalkannya pada penulis. Chindy pun tidak mengenali pula pria itu. Karena,
canggungnya sikap dia yang terlihat dari raut wajahnya oleh penulis. Tapi
penulis bisa simpulkan pria itu milik Christy karena mereka begitu akrab lebih
dari sahabat.
Pria itu membawakan sebuah gitar yang
tak asing bagi penulis. Hanya saja, penulis tidak tahu kapan, siapa, dan dimana
dia bertemu dengan gitar itu. Perwatakannya yang begitu ramah dan ceria membuat
mereka bertiga begitu melebur dalam sebuah persekutuan. Pria yang wajahnya
hampir mirip dengan Gamaliel itu mengiringi Christy dan Chindy bernyanyi dengan
gitarnya. Penulis hanya tertegun memandangi mereka bertiga.
Betapa bahagianya penulis berada dalam
persekutuan manis ini. Akan tetapi hal yang tidak penulis sukai pun terjadi.
Penulis tak sengaja bernyanyi dan seperti biasa Christy mencela suaranya.
Kemudian penulis spontan melemparkan satu pukulan ringan ke mulut Christy karena
malu dengan sebuah koran yang diputar-putar penulis dari tadi. Sang kekasih
hanya terdiam melihat perbuatan penulis. Mungkin dalam otaknya, itu hanyalah
bercandaan yang biasa mereka lakukan semasa SMA dulu. Nyanyian dan petikan
gitar pun tetap berlanjut. Sama halnya dengan penghinaan Christy yang tetap
berlanjut. Tiga kali ia lontarkan, tiga kali pula penulis menepuk bibirnya.
Hingga lagu yang dibawakan kekasih Christy berubah jadi penghinaan pula
terhadap penulis.
Penulis merasa tidak nyaman lagi
dengan perlakuan Christy dan kekasihnya. Penulis pun meninggalkan mereka.
Chindy mengikutinya dari belakang. Namun,…….swing!! Bagaikan angin, penulis pun
hilang sekejap. ‘Kemana dia?’ Chindy tetap melanjutkan pencariannya dengan ada
ataupun tanpa Christy, sahabatnya.
Langit sudah muram, Chindy masih belum
menemukan penulis. Chindy begitu khawatir dengannya yang sangat suka merajuk.
Kekhawatiranpun merambah ke kepala Christy dan tertransfer ke pikiran
kekasihnya. Kemanakah penulis berada??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar