1.
Bentuk
kelompok
A.
Kelompok
Primer
Menurut Goerge
Homans kelompok
primer merupakan
sejumlah orang yang terdiri dari beberapa orang yang sering berkomunikasi
dengan lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung
(bertatap muka) tanpa melalui perantara. Misalnya: keluarga, RT, kawan
sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain.
Menurut
Charles Horton Cooley, dalam bukunya Social Organization, kelompok sosial dapat
dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu kelompok primer adalah pengelompokan
anggota-anggota masyarakat yang terorganisir secara adat, baik berdasarkan
ikatan kedaerahan maupun hubungan darah. Contoh marga di Sumatera, trah di jawa
dan suku di Papua.
Dalam
kelompok primer terdapat interaksi sosial yang lebih intensif dan lebih erat
diantara mereka dari pada kelompok sekunder. Dalam kelompok primer terjadi
hubungan yang face to face group, yaitu kelompok sosial yang anggotanya sering
berhadapan muka antara astu dengan yang lainnya dan saling mengenal dari dekat,
sehingga saling berhubungan lebih erat.
Peranan kelompok primer dalam kehidupan individu besar sekali karena karena di dalam kelompok inilah individu berkembang dan dididik sebagai mahluk sosial. Di dalam kelompok inilah individu mengembangkan sifat-sifat sosial seperti mengindahkan norma-norma, melepaskan kepentingan dirinya demi kepentingan kelompok, belajar bekerjasama dengan individu lain,dan mengembangkan kecakapannya guna kepentingan kelompoknya.
Peranan kelompok primer dalam kehidupan individu besar sekali karena karena di dalam kelompok inilah individu berkembang dan dididik sebagai mahluk sosial. Di dalam kelompok inilah individu mengembangkan sifat-sifat sosial seperti mengindahkan norma-norma, melepaskan kepentingan dirinya demi kepentingan kelompok, belajar bekerjasama dengan individu lain,dan mengembangkan kecakapannya guna kepentingan kelompoknya.
Contoh
kelompok primer adalah keluarga, rukun tetangga,kelompok kawan sepermainan,
kelompok belajar dsb. Sifat interaksi dalam kelompok primer ini bercorak
kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati.
B.
Kelompok Formal
Kelompok formal adalah kelompok
yang dibentuk atau disusun secara resmi oleh manajer dimana kelompok tersebut
diberikan tugas dan pekerjaan yang terkait dengan pencapaian tujuan organisasi. Disamping
struktur yang formal tersebut terdapat pula pola informal yang di identifikasi
didalamnya individu-individu berasal dari kesamaan visi, tujuan, budaya, latar
belakang pendidikan, agama, dan etnis, namun kelompok informal ini tidak
memiliki struktur dan pembagian tugas yang jelas.
Contoh
kelompok formal adalah organisasi badan-badan pemerintah yaitu, Organisasi
Badan Pengatur Penyediaaan dan Pendistribusian BBM
C.
Kelompok Referensi
Kelompok referensi disebut juga sebagai acuan. Kelompok
acuan memberikan standar (norma atau nilai) yang dapat menjadi perspektif
penentu mengenai bagaimana seseorang berfikir atau berperilaku. Kelompok
referensi merupakan sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku
seorang secara langsung atau tidak langsung. Kelompok referensi ini berguna sebagai referensi
seseorang dalam pengambilan keputusan dan sebagai dasar pembandingan bagi
seseorang dalam membentuk nilai dan sikap umum / khusus atau pedoman khusus
bagi perilaku.
Pengertian Kelompok Referensi menurut para ahli :
1. Menurut Sumarwan
: Kelompok referensi (preference group) adalah seorang individu atau sekelompok
orang yang secara nyata mempengaruhi seseorang.
2. Sedangkan menurut Kotler dan Keller : Kelompok referensi sebagai
kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap
dan perilaku seseorang.
Pada awalnya kelompok acuan dibatasi secara sempit dan hanya
mencakup kelompok-kelompok dengan siapa individu berinteraksi secara langsung.
Contohnya keluarga dan teman-teman akrab.
Tetapi konsep ini secara berangsur-angsur telah diperluas
mencakup pengaruh perorangan atau kelompok secara langsung maupun tidak
langsung. Kelompok acuan tidak langsung terdiri dari orang-orang atau kelompok
yang masing-masing tidak mempunyai kontak langsung,
Contoh kelompok referensi adalah para bintang film, pahlawan
olahraga, pemimpin politik, ataupun orang yang berpakain baik dan kelihatan
menarik di sudut jalan.
2.
Dasar-dasar Daya Tarik Antar Orang,
dilandasi :
A. Kesempatan untuk Berinteraksi
Hal yang membuat manusia tertarik pada orang lain dan
kemudian membentuk satu kelompok adalah kesempatan berinteraksi satu sama lain.
Dengan kata lain orang yang jarang berinteraksi akan sulit untuk saling
tertarik. Interaksi timbul karena adanya daya tarik. Atau daya tarik akan
timbul karena adanya interaksi.
Sebuah penelitian membuktikan bahwa lingkungan merupakan
salah satu factor yang dapat menaikkan atau menurunkan kesempatan
berinteraksi. Hubungan interaksi dengan factor lingkungan adalah :
a. Hubungan dengan
jarak dan fisik
Orang yang tinggal atau bekerja berdekatan mempunyai
kesempatan yang lebih besar dalam berinteraksi. Dengan demikian kesempatan
untuk membentuk kelompokn akan lebih besar dibanding dengan mereka yang tinggal
berjauhan.
Seorang peneliti yang meneliti sejumlah kantor
ketatausahaan. Hasilnya membuktikan bahwa jarak sangat mempengaruhi mereka
dalam berinteraksi. Karyawan yang seringkali berinteraksi akan mengembangkan
jalinan hubungan karja dan kesetiaaan.
b. Jarak pisikologi dan
arsitektur.
Selain jarak fisik, yang menyebabkan penghalang orang
berinteraksi juga adalah pengaturan letak susunan kerja hasil dari arsitektur.
Dengan kata lain pengaturan arsitek dalam mendesain suatu gedung tempat kerja
atau tempat tinggal, memberikan pengaruh yang cukup besar dalam kesempatan
berinteraksi.
Arsitektur dapat menciptakan halangan-halangan atau
dorongan-dorongan fisik atau pisikologi untuk berinteraksi.
Ada beberapa tipe berinteraksi. Yaitu :
1. singkat interaksi : interaksi antar
satu individu yang hanya tegur sapa saja, tanpa ada hubungan berkelanjutan.
Biasanya interaksi ini terjadi ketika berhadapan dengan orang baru dan tidak
ada kesempatan lain untuk saling mengenal lebih dalam.
2. interaksi medium : yaitu interaksi
antara individu yang terjadi dalam waktu yang lama. Seperti interaksi bersama
guru, teman, sahabat bahkan pedagang sekalipun.
3. interaksi panjang : interaksi yang
terjadi sekitar 10 tahun atau lebih, dan interaksi tersebut tidak berhenti
sampai meninggal dunia. Contoh interaksi yang panjang adalah bersama orang tua,
kakak, nenek, kakek dan lain-lain. Biasanya interaksi panjang terjadi bersama
keluarga. Sebab keluarga menerima apa adanya.
Contoh:
·
Kedekatan
lingkungan tempat tinggal: keakraban dengan tetangga sebelah rumah
dikarenakan seringnya bertemu.
·
daya tarik karena adanya kedekatan
nyata atau fisik:
seseorang
tertarik pada orang lain karena kedekatan tempat duduk saat di bangku sekolah
·
saat
diadakannya suatu seminar atau forum diskusi, yang melibatkan banyak orang dari
berbagai kalangan. Dapat menimbulkan ketertarikan antar individu yang ada
mengikuti kegiatan tersebut. Kegiatan tersebut merupakan wadah yang memberikan
kesempatan antar individu untuk dapat saling berinteraksi.
B.
Status
Status merupakan salah satu faktor yang menentukan pula
dalam daya tarik antar individu. Ada dua tendensi di bidang ini. seseorang itu
lebih suka berinteraksi dengan orang lain karena adanya kesamaan
status. Dan seseorang itu akan lebih tertarik pada orang yang bersetatus
lebih tinggi.
Kecendrungan yang pertama menunjukkan bahwa seseorang yang
mempunyai setatus tinggi lebih menyukai berinteraksi sesamanya.
Adapan kecendrungan yang kedua adalah orang yang dari
kelompok status lebih rendah akan lebih ingin untuk berinteraksi pada orang
yang bresetatus lebih tinggi dari dirinya dibanding berinteraksi dengan orang
yang berstatus sama dengannya.
Contoh
:
·
Gender:
ketertaikan timbul saat berinteraksi dengan lawan jenis. Seorang pria
akan tertarik dengan seorang wanita.
·
Kekayaan: seorang mahasiswa yang
orangtuanya memiliki kekayaan yang besar akan lebih tertarik pada mahasiswi
lain yang setara dengan keluarganya.
·
Pendidikan: seorang yang berpendidikan
tinggi akan lebih mudah bersosialisai dengan orang yang berpendidikan setingkat
dengannya.
C. Kesamaan Latar Belakang
Latar belakang yang sama merupakan salah satu faktor penentu
dari proses daya tarik individu untuk berinteraksi satu sama lain. Misalnya
usia, agama, pendidikan, ras, dan status sosial seseorang akan memudahkan untuk
menemukan daya tarik berinteraksi satu sama lain.
Contoh
:
·
Seseorang yang baru berkenalan akan
saling tertarik saat mereka memiliki kesamaan suku, misalanya seorang itu
bermarga/boru silalahi dan seorang yang lain bermarga/boru tambunan
·
Kesamaan agama: sesorang akan lebih
tertarik kepada yang lain yang seiman dengannya, dikarekan akan lebih mudah
menambah keimanannya.
·
Usia: Seorang pemuda akan tertarik
dengan pemudi yang seusian dengannya.
D. Kesamaan
Sikap
Kesamaan sikap ini sebenarnya pengembangan lebih lanjut dari
kesamaan latar belakang. Orang-orang yang mempunyai kesamaan latar belakang.
Orang-orang yang mempunyai kesamaan latar belakang nampaknya mempunyai kesamaan
pengalaman, dan orang yang mempunyai kesamaan pengalaman ini lebih memudahkan
untuk berinteraksi dibandingkan orang yang tidak mempunyai kesamaan pengalaman.
Daya tarik orang-orang yang berinteraksi yang disebabkan karena kesamaan sikap
ini dapat dilihat dalam pergaulan-pergaulan :
- Antara
mahasiswa
- Orang
bertetangga
- Teman
sejawat
- Pasangan
yang sudah kawin
- Tentara
- Buruh
suatu pabrik dll.
Contoh:
·
Misalnya, Susi Susanti dan Alan
Budikusuma itu adalah sepasang suami istri, yang awalnya mereka saling tertarik
satu sama lain, dan yang dapat menyebabkan ketertarikan itu mungkin karena
mereka sama-sama berprofesi sebagai atlet bulutangkis yang tentunya mereka
mempunyai kegemaran pada bulutangkis.
·
Seseorang
akan lebih cepat bergaul/ berteman dengan orang lain yang memiliki pola
pandangan yang sama. Dikarenakan akan ada koneksi yang berkesinambungan disaaat
bertukar pikiran.
·
Fisik
merupakan hal yang pertama kali diperhatikan oleh orang lain. Fisk yang bagus,
ketampanan/kecantikan, yang didukung dengan kerapian, kebersihan, kecakapan
akan menyebabkan saling ketertarikan antar individu
3. Teori-Teori Organisasi
A. Sistem
Tertutup dan Sistem Terbuka
ó Sistem
Tertutup adalah Sifat
yang menonjol dari sistem tertutup adalah adanya kecendrungan yang kuat untuk
bergerak mencapai keseimbangan dan entropi yang statis. Sifat ini menunjukkan adanya
kebekuan atau tepatnya keseimbangan yang beku. Istilah entropi aslinya
dipergunakan dalam ilmu-ilmu fisika. Ia mempunyai pengertian dipergunakan pada
setiap sistem yang tertutup dengan tidak adanya potensi berikutnya untuk
membangkitkan daya kerja atau usaha transformasi. Fisika konvensional
hanya berkenaan dengan sistem tertutup, yang terisolasi terhadap
lingkungan. Dalam teori kimia fisis dijelaskan reaksi-reaksi, rata-rata dan
kesetimbangan kimia yang ditetapkan dalam bejana tertutup dimana sejumlah
reaktan dijadikan satu. Hukum termodinamika menyatakan bahwa hukum tersebut
hanya diterapkan pada sistem tertutup saja.
Sistem tertutup ini dinamakan
pula sebagai sistem yang klasik atau tradisional. Artinya bukan lagi tidak
dipakai melainkan sudah ada system yang lebih baru. Sistem ini masih dianggap
penting sampai sekarang .
Karakteristik lain yang dapat
dipergunakan untuk mengenal system tertutup ini seperti yang dikatakan oleh Tom
Burns dan G.M Stalker adalah :
1. Tugas rutin terjadi dalam
keadaan yang stabil
2.
Adanya
pembagian tugas
3.
Sarana
4.
Konflik
di dalam organisasi diselesaikan dari atasan
5.
Pertanggungjawaban
6.
Rasa
tanggung jawab dan loyalitas seseorang diberikan kepada subunit birokrasi yang
telah dibebankan kepadanya
7.
Organisasi
dipahami sebagai suatu struktur hierarki
8.
Pengetahuan
hanya inklusif berada pada pucuk hierarki ( pimpinan )
9.
Interaksi
diantara orang – orang dalam organisasi cendrung vertical
10. Gaya interaksidiarahkan untuk mencapai
kepatuhan , komando dan hubungan yang jelas antara atasan dan bawahan
11. Loyalitas dan kepatuhan pada
seorang atasan dan organisasi pada umumnya sangat ditekankan
12. Pristise dalah pelekat
didalamnya , yakni bahwa kedudukan seseorang itu didalam organisasi sangat
ditentukan oleh kantor dan derajat seseorang
Contoh:
Dapat diambil kesimpulan bahwa
sistem tersebut menekankan adanya keteraturan seperti mesin pabrik yang
bergerak berdasarkan aturannya untuk menjaga adanya kestabilan.
ó Sistem
Terbuka adalah
dimana organisasi dengan sistem terbuka
dapat digambarkan seperti fenomena nyala api lilin, sinar yang dipancarkannya
akan memengaruhi kondisi lingkungan di sekelilingnya. Daniel Griffiths
mengatakan bahwa organisasi (sistem) berada dalam lingkungan (suprasistem) yang
didalamnya memuat pula sub sistem (perangkat administrasi dalam organisasi).
Batasan antar sub sistem dibuat dengan garis putus-putus yang berarti antar
bagian dapat saling menembus (permeable). Antara subsistem yang terlibat dapat
saling mempengaruhi lewat hubungan yang interaktif dan adaptif antar komponen.
Masalah yang terjadi pada satu bagian dapat menjadi ancaman terhadap fungsi
keseluruhan. Setiap organisme yang hidup pada dasarnya merupakan sistem yang
terbuka. Mereka mempertahankan diri dalam sebuah pemasukan dan pengeluaran yang
berkesinambungan, pembangunan dan kerusakan komponen-komponen, tidak pernah
selama hidupnya berada dalam kesetimbangan kimiawi dan termodinamis, tapi tetap
berada dalam sebuah keadaan tetap yang berbeda jauh dengan keadaan sebelumnya.
Dalam pengertian umum, sistem
ini lebih menekankan saling hubungan dan saling ketergantungan antara unsure-unsur
organisasi yang bersifat social dan teknologi. Organisasi dipertimbangkan
sebagai serangkaian variable yang saling berhubungan sehingga jika salah satu
variable berubah menyebabkan berubahnya variable lainnya.
Karakteristik dari sistem
terbuka menurut Burns dan Stalker merupakan kebalikan dari karakteristik dari
sistem tertutup yang sebagai berikut :
1.
Tugas
yang tidak rutin berlangsung dalam kondisi yang tidak stabil
2.
Pengetahuan
spesialis menyebar pada tugas – tugas pada umumnya
3.
Hasil
lebih diutamakan
4.
Konflik
didalam organisasi diselesaikan dengan interaksi antara teman sejawat
5.
Pencairan
pertanggung jawaban ditekankan
6.
Rasa
pertanggungjawaban dan loyalitas seorang adalah pada organisasi secara
keseluruhan
7.
Organisasi
dipandang sebagai struktur network yang merembes
8.
Pengetahuan
atau informasi dapat berada dimana saja dalam organisasi
9.
Interaksi
diantara orang – orang didalam organisasi cendrung bergerak horizontal
10. Gaya interaksi yang diarahkan
untuk mencapai tujuan lebih bersifat saran dibandingkan pemberian instruksi
11. Hasil tugas dan pelaksanaan
kerja yang baik diutamakan
12. Prestise ditentukan dari pihak
luar
Kerangka dasar sistem ini
memulai dari preposisi teori bahwa semua organisasi – organisasi sosial
memberikan peranan tertentu. Adapun karakteristik menurut Nigro sebagai berikut :
1.
Secara
ajeng sistem ini mencari dan memerlukan sumber – sumber dalam bentuk material
dan kemanusiaan
2.
Organisasi
mentransformasi inputs dalam bentuk hasil –hasil seperti barang dan jasa
pelayanan
3.
System
terbuka mengirim hasil produksinya ke pihak luar, yakni lingkungan
4.
Struktur
organisasi dikembangkan sekitar aktivita – aktivita yang telah menpola
5.
Organisasi
hidup dan menolak disorganisasi
6.
Umpan
balik dalam bentuk informasi mengenai keadaan lingkungan
7.
System
terbuka menginginkan adanya keseimbangan dan kestabilan antara factor – factor
didalam dan diluar organisasi
8.
Pengembangan
struktual dan spesialis tugas merupakan merupakan jawaban umum dalam mencari
sumber dan adaptasi
Contoh:
Teori sistem terbuka merupakan
generalisasi yang penting dari teori fisik kinetik dan thermodinamik. Teori ini
telah menghasilkan suatu prinsip dan wawasan baru seperti misalnya prinsip
equifinalitas, generalisasi prinsip thermodinamik kedua, peningkatan
keteraturan yang mungkin dalam sistem terbuka terjadinya fenomena periodis,
overshoot dan kesalahan permulaan dan lain-lain. Konsep sistem terbuka
menemukan aplikasinya dalam ilmu pengetahuan tentang bumi, geomorphologi dan
meteorologi dengan memberikan suatu perbandingan terperinci dari suatu konsep
meteorologis dan konsep organismik Bertalanffy dalam bidang
biologi.
B.
Konsep perspektif
Beberapa pendekatan
perspektif yang berbeda satu sama lain bisa dipergunkan untuk menganalisis
teori atau konsep organisasi. Pendekatan perspektif dipergunkan untuk memahami
bahwa mempelajari teori organisasi tidak hanya cukup menggunkan a single dan
unified models dari tatanan suatu organisasi.
Akan tetapi banyak pendekatan dan cara yang berbeda yang bisa dipakai. Istilah
perspektif dipakai sebagai konsp Umbrella dimana kita bisa memakai berbagai
pandangan yang relevan. Istilah perspektif dipergunakan untuk memperjelas
pengelompokan atau pembagian teori-teori organisasi yang
sejalan atau paling tidak yang berkembang pada kurun waktu yang sama. Pada
aslinya konsep perspektif ini dipergunakan dalam manajemen, akan tetapi inti
pembahasannya dipergunakan pula untuk teori organisasi.
Menurut Huse dan Bowditch (1973) ada 3
golongan aliran perspektif ini, yakni:
(1) Perspektif I
(2) Perspektif II
(3) Perspektif III
Perspektif
I ini intinya melihat konsep
organisasi/manajemen dari faham klasik. Aliran ini pada intinya mengartikan
organisasi sebagai suatu isue-isue tentang bagaimana organisasi itu
disusun, fungsi-fungsi dirancang dan dibiayai, kewenangn dan tanggungjawab dijalankan, span pengawasan dijalankan dan
gaya kepemimpinan yang bagaimana yang seharusnya dijalankan.
Ada 3 aliran yang menonjol pada perspektif I
ini, yakni aliran prinsip-prinsip organisasi/manajemen universal, aliran
struktural, dan aliran manajemen ilmiah.
Perspektif
II,
dalam perspektif ini konsep oranisasi lebih diartikan sebagai aliran pekerjaan
Konsep dasarnya bagaimana suatu informasi itu bisa dijalankan dan disampaikan
dengan sebaiknya melalui alat analisa yang tepat pada perspektif ini konsep
oganisasi sudah mengenalkan riset operasional.
Perspektif
III, dalam hal ini konsep organisasi/manajemen
sebagian besar titik perhatian pada human perspektif
dalam pandangan perspektif organisasi dan
manajemen bahwa manusia dalam setiap satuan kerja organisasi menjadi lebih
penting dibandingkan dengan struktur seperti yang diteknakan dalam aliran
perspektif I
Contoh :
·
Dikatakannya, sebagai lawan dari perspektif rasional yang
menenakan stabilitas dan equalibrium, maka perspektif konflik memberikan
analisa tentang terjadinya perbedaan yang menimbulkan konflik. Dengan demikian
dalam organisasi tidak mesti harus stabil dan damai saja, akan tetapi ada
munculnya konflik.
·
Dalam perspektif ini organisasi sebagaimana bentuk suatu sistem
sosial bisa dianalisis secra baik jika dilihat dari proses interaksi di antara
angotanya (social activities among
the members). Proses interksi sosial inilah yang menjadi pusat
perhatian dari perspektif ini.
·
Perspektif ini menekankan bahwa dalam suatu organisasi selain
faktor human/manusia maka mesin sebagai produk dari tehnologi itu juga berperan
amat penting. Manusia sebagai masternya maka tehnologimenjadi faktor penentu
dari keberhasil suatu entity yang disebut organisasi
Lihat Pula :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar