KATA PENGANTAR
Puji syukur atas berkat dan rahmat
Tuhan Yang Maha Esa akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Keanekaragaman Makhluk Hidup”.
Makalah ini di susun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi Umum. Sebagaimana telah disebutkan di atas, penulis berusaha mengupas penjelasan tentang Keanekaragaman
Makhluk Hidup pada Semester
II(Genap) melalui makalah ini . Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah membekali penulis dengan
berbagai ilmu pengetahuan.
Apabila terdapat kesalahan dan
kekurangan dalam makalah ini, penulis minta maaf yang sebesar-besarnya. Penulis
yakin bahwa makalah ini tidak semuanya sempurna, maka penulis menerima kritik
dan saran dalam rangka penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan menerima hasil yang diharapkan.
Medan, 22 Mei 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………...
1
DAFTAR
ISI ……………………………………..................................................................................
2
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang …………………….…………………………………………………………….. 3
B.
Tujuan Penelitian ................................................................................................................ 3
C.
Metode Penelitian
............................................................................................................... 3
BAB
II PEMBAHASAN I
A.
Pengertian Keanekaragaman Makhluk Hidup.........................................................
4
B.
Mengapa Dapat Terjadi Keanekaragaman Makhluk Hidup?.............................
4
C.
Manfaat Keanekaragaman Makhluk Hidup...............................................................
6
D.
Dampak Buruk Dari Menurunnya Keanekaragaman
Makhluk
Hidup.....................................................................................................................
7
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan ........................................................................................................................... 8
B.
Saran
........................................................................................................................................ 8
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………………………... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di lingkungan
sekitar kita, kita dapat menemui berbagai jenis makhluk hidup. Berbagai jenis
hewan misalnya ayam, kucing, serangga, dan sebagainya, dan berbagai jenis
tumbuhan misalnya mangga, rerumputan, jambu, pisang, dan masih banyak lagi
jenis tumbuhan di sekitar kita. Masing-masing makhluk hidup memiliki ciri
tersendiri sehingga terbentuklah keanekaragaman makhluk hidup yang disebut
dengan keanekaragaman hayati atau biodiversitas.
Keanekaragaman hayati dapat terbentuk karena adanya keseragaman dan
keanekaragaman untuk sifat atau ciri makhluk hidup. Keanekaragam hayati
dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan. Saat ini tekanan terhadap
keanekaragaman hayati makin tinggi. Kemajuan tekhnologi telah mengubah fungsi
berbagai flora dan fauna sebagai hasil hutan. Akibatnya dimasa mendatang
diramalkan degradasi lingkungan makin tinggi. Oleh karena itu keaekaragaman
hayati perlu dilestarikan.
B.
Tujuan Penelitian
Tujuan penulis menyusun makalah ini antara lain:
1. Untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah biologi
umum.
2. Menambah wawasan akan
keanekaragaman hayati.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan untuk mencari sumber-sumber untuk pembuatan
makalah ini adalah dengan cara mengumpulkan data dari buku-buku
dan beberapa situs di internet.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian keanekaragaman makhluk hidup
Keanekaragaman makhluk
hidup/keanekaragaman hayati atau biodiversitas
(Bahasa Inggris: biodiversity) adalah suatu istilah pembahasan yang
mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut
skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen,
spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya. Dapat juga diartikan sebagai kondisi
keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem atau bioma tertentu. Keanekaragaman hayati seringkali
digunakan sebagai ukuran kesehatan sistem biologis.
Keanekaragaman
hayati tidak terdistribusi secara merata di bumi; wilayah tropis memiliki keanekaragaman hayati yang lebih
kaya, dan jumlah keanekaragaman hayati terus menurun jika semakin jauh dari ekuator.
Keanekaragaman
hayati yang ditemukan di bumi adalah hasil dari miliaran tahun proses evolusi. Asal muasal kehidupan belum diketahui
secara pasti dalam sains. Hingga sekitar 600 juta tahun yang lalu, kehidupan di
bumi hanya berupa archaea, bakteri, protozoa, dan organisme
uniseluler lainnya sebelum organisme
multiseluler
muncul dan menyebabkan ledakan keanekaragaman hayati yang begitu cepat, namun
secara periodik dan eventual juga terjadi kepunahan secara besar-besaran akibat
aktivitas bumi, iklim, dan luar
angkasa.
B.
Mengapa dapat terjadi keanekaragaman
makhluk hidup
Keanekaragaman dapat terjadi akibat
dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik
atau faktor keturunan adalah sifat dari makhluk hidup itu sendiri
yang diperoleh dari induknya. Factor genetik ditentukan oleh gen atau pembawa
sifat.
Faktor lingkungan adalah faktor dari
luar makhluk hidup yang meliputi lingkungan fisik, lingkungan kimia, dan
lingkungan biotik. Lingkungan biotik misalnya suhu, kelembapan cahaya, dan
tekanan udara. Lingkungan kimia misalnya makanan, mineral, keasaman, dan zat
kimia buatan. Lingkungan biotik misalnya microoaganisme, tumbuhan,
hewan, dan manusia.
Keanekaragaman makhluk hidup dapat
terbentuk karena perkawinan (persilangan) dan kondisi lingkungan.
1.
Perkawinan (persilangan)
Perkawinan dapat menghasilkan
keanekaragaman. Perkawinan yang dimaksud adalah perkawinan antar individu
berbeda sifat, tetapi tergolong dalam jenis (spesies) yang sama.
Perkawinan antara spesies yang berbeda
mungkin dapat menghasilkan keturunan, tetapi keturunannya itu tidak mampu
menghasilkan keturunan yang baru. Yang mana keturunan yang baru itu, merupakan
keturunan yang steril.
Perkawinan antar individu didalam jenis
(spesies) yang sama akan menghasilkan keturuna yang fertil. Artinya, keturunan
tersebut mampu berkembang biak menghasilkan keturunan berikutnya. Didalam
spesies yang sama terdapay perbedaan sifat. Perkawinan antar makhluk hidup yang
berbeda sifat dapat menghasilkan keturunan yang memiliki sifat baru. Keturunan
dengan sifat yang baru tersebut merupakan individu baru. Perkawinan demikian
disebut pembastaran atau persilangan. Jadi, melalui pembastaran akan muncul
keanekaragaman yang baru.
Persilangan buatan banyak dilakukan
pada tumbuh-tumbuhan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan sifat baru yang
unggul. Misalnya, persilangan tebu untuk memperoleh bibit tebu yang unggul.
Demikian pula dengan untuk mendapatkan bibit padi, jagung, dan kedlai atau
hewan budidaya tertentu.
2.
Keadaan lingkungan
Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi
keanekaragaman makhluk hidup yang ada. Berikut akan diberi contohnya :
v
Biasanya jenis makhluk yang ada di daerah subur lebih banyak dibandingkan
dengan di daerah gersang. Jadi, keanekaragaman makhluk hidup di daerah subur
lebih tinggi daripada di daerah gersang. Indonesia termasuk daerah Negara yang
subur dan memiliki keanekaragaman makhluk hidup yang tinggi.
v
Disebuah batu di tepi sungai terdapat berbagai makhluk hidup. Misalnya lumut,
tumbuhan paku, rumput, lumut kerak, dan siput. Keanekaragaman makhluk hidup di
sisi batu yang kering berbeda dengan keanekaragaman makhluk hidup di sisi batu
yang kering. Dalam contoh ini, keanekaragaman dipengaruhi oleh kelembapan dan
ketersediaan air.
Dipermukaan
bumi terdapat beragai spesies makhluk hidup. Sebagaimana telah di uraikan,
makhluk hidup yang berbeda spesies tidak dapat menghasilkan keturunan yang
fertile. Bahkan, makhluk hidup yang berbeda spesies ada yang tidak dapat
melakukan perkawinan.
Bagaimana terjadinya makhluk hidup yang
beranekaragaman ? Makhluk hidup berada di dalam lingkungan yang senantiasa
berubah. Makhluk hidup harus dapat menyesuaikan diri (beradaptasi) terhadap
lingkungannya. Makhluk hidup yang mampu beradaptasi akan lestari. Sebaliknya,
makhluk hidup yang tidak dapat beradaptasi akan punah. Makhluk hidup yang dapat
beradaptasi dengan lingkungan tersebut dapat memunculkan spesies baru.
C.
MANFAAT
KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP
1.
Sumber Obat dan Kosmetik
Masyarakat Lombok mengenal pule, laos,
turi, temulawak, alang-alang, pepaya, sukun,
nenas, jahe, jarak, lada, kopi, pisang, lontar, cemara, bangkel, dan
duwet sebagai obat kontrasepsi dan diramu menjadi 30 macam obat lain. Masyarakat Sumbawa mengenal akar salban, akar
sawak, akar kesumang, batang malang,
dan kayu sengketan sebagai ramuan minyak urat. Masyarakat Rejang Lebong,
Bengkulu menggunakan Peronema canescens danBrucea javanica untuk obat malaria.
2.
Sumber pangan, papan, dan sandang.
Contoh : Daging
ayam dan daging sapi yang dimanfaatkan sebagai sumber pangan, batang pohon jati
yang digunakan sebagai bahan untuk pembuatan rumah, dan pohon kapas sebagai
sumber sandang.
3.
Lahan Penelitian
dan Pengembangan Ilmu,
Suaka marga satwa
dan cagar alam dapat digunakan sebagai tempat pendidikan dan penelitian, karena
dari tempat tersebut kita dapat mengetahui berbagai informasi atau pengetahuan
mengenai aneka ragam flora dan fauna.
4.
Sarana Peningkatkan Nilai Budaya.
Yang dimaksud nilai budaya ialah hasil
karya seseorang yang berasal dari kekhasan keanekaragaman hayati. Contohnya adalah bentuk sayap dan cara terbang burung
yang memberikan inspirasi dalam penemuan pesawat terbang.
5.
Sumber Plasma Nutfah
Plasma Nutfah
ialah sifat-sifat unggul pada hewan, tumbuhan dan mikroba dan bersumber
dihutan. 5 Akan tetapi dari hewan, tumbuhan,
dan mikroba tersebut ada yang belum diketahui fungsinya. Namun, walaupun belum
diketahui fungsinya kita jangan memusnahkannya karena mungkin saja didalamnya
terkandung suatu zat yang berperan penting bagi kehidupan.
6. Sumber Pendapatan
Yang dimaksud sumber pendapatan yaitu
pemanfaatan suatu bagian tertentu pada flora dan fauna yang dapat dijual dan
hasilnya digunakan sebagai sumber pendapatan. Contoh : kayu gaharu yang digunakan sebagai bahan baku
dalam pembuatan kosmetik.
7. Sarana Rekreasi
Melimpahnya Keanekaragaman hayati akan
menjadikan suatu kawasan memiliki pemandangan yang indah, sehingga kawasan
tersebut dapat dikembangkan sebagai kawasan ekoturisme (wisata alam).
8. Penunjang Keberlanjutan Ekosistem
Keanekaragaman
Hayati yang tinggi akan memperkokoh ekosistem. Ekosistem dengan keanekaragaman
hayati yang rendah merupakan ekosistem yang tidak stabil. Sebagai contoh adalah
peran Orang Utan sebagai penyebar biji. Menurut penelitian Dr. Birute Galdikas,
di Taman Nasional Tanjung Puting Kalimantan diketahui jika Orang Utan di
Kalimantan memakan kira – kira 200 jenis buah – buahan dan menjadi perantara
penting bagi penyebaran 70 persen jenis tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi
penting.6 Dengan demikian dapat disimpulkan
jika keberadaan Orang Utan di Kalimantan musnah maka kondisi keanekaragaman
hayatinya, khususnya tumbuhan juga terancam punah.
9.
Sumber Energi
Energi merupakan
kebutuhan yang sangat penting bagi manusia terutama pada era industri saat ini.
Keanekaragaman hayati ternyata juga mempunyai peran penting dalam penyediaan
energi bagi kehidupan manusia. Sebagaimana kita ketahui sumber energi yang
berupa minyak dan gas (Migas) berasal dari fosil – fosil hewan dan tumbuhan
yang tertimbun di dalam tanah selama jutaan tahun. Selain itu juga telah
diketahui jika pohon jarak dengan melalui proses pengolahan tertentu ternyata
dapat menghasilkan minyak yang juga dapat digunakan sebagai bahan bakar .
D.
Dampak
buruk dari kepunahan
Keanekaragaman makhluk hidup telah
memberikan manfaat bagi kehidupan manusia atau makhluk hidup lainnya.
Sepantasnya manusia berusaha dan bertindak untuk memelihara, mengembangkan dan
menjaga keanekaragaman makhluk hidup sebagai sumber daya alam hayati, agar
senantiasa dapat memperoleh manfaatnya.
Mengapa dunia sekarang berada pada saat
harus segera bertindak melestarikan keanekaragaman makhluk hidup? Itu semua
diakibatkan dampak buruk yang terjadi karena kepunahan makhluk hidup yang
merugikan bagi manusia itu sendiri. Salah satu contohnya adalah pada bidang
pendidikan, para pelajar saat ini tidak dapat melihat secara langsung berbagai
jenis makhluk hidup di dunia ini, mereka hanya dapat membayangkan dan
melihat gambar-gambar nya saja. Hal ini terjadi akibat semakin banyaknya hewan
dan tumbuhan di dunia yang punah.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
v Makhluk hidup di dunia ini
sangat beragam. Keanekaragaman makhluk hidup tersebut disebut dengan sebutan
keanekaragaman hayati atau biodiversitas. Setiap sistem lingkungan memiliki
keanekaragaman hayati yang berbeda. Keanekaragaman hayati ditunjukkan oleh
adanya berbagai variasi bentuk, ukuran, warna, dan sifat-sifat dari makhluk
hidup lainnya.
v Keanekaragaman hayati
disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Terdapat
interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan dalam mempengaruhi sifat
makhluk hidup.
v Kegiatan manusia dapat
menurunkan keanekaragaman hayati, baik keanekaragaman gen, jenis maupun
keanekaragaman lingkungan. Namun di samping itu, kegiatan manusia juga dapat
meningkatkan keanekaragaman hayati misalnya penghijauan, pembuatan taman kota,
dan pemuliaan.
v Pelestarian keanekaragaman
hayati dapat dilakukan secara in situ dan ex situ
dsb.
B.
Saran
Kami sebagai penulis sangat menyadari
bahwa materi yang kami buat ini masih banyak kekurangan. Jadi untuk itu kami
meminta kepada saudara saudari semuanya untuk memberikan saran, kritikan, dan
hal-hal lainnya yang bisa membangun untuk menuju kepada yang lebih baik.
agar manfaat ini dari makalah ini dapat diambil penulis dan orang yang
mambacanya.
DAFTAR
PUSTAKA
v Buku: BIOLOGI untuk SMA/MA KELAS X Semester 2
v
http://www.crayonpedia.org/mw/Klasifikasi_Makhluk_Hidup_7.2
v
http://kakgilang.multiply.com/journal/item/6
v
http://www.crayonpedia.org/mw/PELESTARIAN_MAKHLUK_HIDUP_6.1_YAYAT_IBAYATI
v
http://arnold040993.wordpress.com/2009/02/17/keanekaragaman-hayati/
v http://id.wikipedia.org/wiki/Keanekaragaman_hayati
v http://kesbangpollinmas.riau.go.id/statis-19-kehutanan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar