Sabtu, 16 Februari 2013

MIMPI PUTIH TERBADANI NYATA 2 : DIKEJAR ANJING


Penulis menemukan sebuah kamar kecil yang buat dirinya merasa bahagia. Begitu luas dan begitu gelap. Hanya ada seberkas cahaya berasal dari dinding triplek kiri penulis yang berlubang cukup besar. Lubangnya setinggi toilet duduk. Berarti walaupun pintu ditutup, kemungkinan akan ada yang mengintipnya. Bukan itu saja, orang pun bisa keluar masuk seenaknya lewat lubang itu. Dan mereka yang jauh di luar sana bisa melihat seseorang yang ada di dalam kamar kecil tersebut. Mereka juga bisa tahu apa yang dilakukan orang tersebut di dalam kamar kecil. Tapi itu tidak menyurutkan keinginan penulis untuk membuang kotorannya.
Penulis sangat berkonsentrasi mengeden, berharap akan keluarnya pengganggu yang buat perutnya sakit. Tak terasa oleh penulis kalau sudah satu jam dia berada dalam kamar mandi. Dan dia merasa cahaya yang masuk makin berkurang. ‘Bayangan apa itu?’ Penulis sangat kaget. Ia memutar kepalanya pelan-pelan ke kiri. Tenyata….
”Chindy!?” bisik penulis. Lalu keduanya pun berteriak. Chindy tak sengaja melihatnya. Kebetulan hp Chindy jatuh dalam selokan dekat penulis buang air.
Penulis langsung membuka pintu tanpa menyiram serta tanpa membersihkan sisa-sisa pembuangannya dan berlari sekencang-kencangnya tanpa memperbaiki susunan celananya. Penulis pun berlari sambil menutupi kemaluannya. Berlari tanpa tahu arah tujuan.
‘Mereka!??’ penulis memperlambat kecepatannya dan berlari ke arah lain. Christy dan prianya yang tak sengaja melihat penulis, langsung berlari mengejarnya. Penulis balik ke arah kemana dia lari sebelumnya. Tapi penulis tak bertemu dengan Chindy. Hal yang bagus pikirnya. Hanya saja,…..
”Guk..guk..gukk” Ada anjing besar menghadangnya. Penulis berhenti sejenak. Sambil tarik nafas yang panjang. Kemudian, penulis berlari ke arah yang berlawanan dan pasti berlawanan dari pasangan yang ikut mengejarnya juga. Anjing itu mengejarnya. Penulis yang sedari tadi kesulitan berlari karena celananya yang nyangkut di kedua kakinya, takut terkejar oleh anjing yang dia pikir rabies. Penulis pun memanjati pohon yang dijumpainya. Anjing tersebut tak bisa menggapainya. Hanya bisa menggaruk-garuk pohon dan menggonggong. Penulis merasa telah bebas. Dia memperbaiki susunan celananya hingga kemaluannya tertutup. Lalu, penulis mengelap keringatnya yang mengalir deras.
Anjing yang duduk menatap penulis merasakan sesuatu di balik punggungnya. Saat anjing itu berbalik, Christy dan prianya sudah ada tepat dibelakangnya. Penulis masih terengah-engah. Anjing itu pun mengeluarkan suaranya yang buat Christy serta prianya ketakutan setengah mati. Penulis yang melihat ke bawah karena suara anjing itu, menjadi tertawa lepas. Penulis melihat mereka berdua lari terbirit-birit diikuti anjing dari belakang mereka. Sepertinya penulis begitu senang melihat apa yang ia rasakan dirasakan pula oleh sahabatnya.
Beberapa menit kemudian…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar