Sabtu, 16 Februari 2013

MIMPI PUTIH TERBADANI NYATA

Penulis bermain ceria dengan kedua sahabatnya, Chindy dan Christy di sebuah café yang tidak begitu terkenal. Hanya ada 2 wanita itu saja dari beribu sahabat yang dimiliki penulis. Dan seorang pria tampan yang merupakan kepunyaan Christy duduk di hadapan penulis. Dia adalah pacarnya Christy. Penulis tidak tahu pasti siapa nama pria itu karena penulis tidak memiliki hasrat untuk berkenalan dengan pria itu dan begitu juga dengan Christy yang tidak melontarkan kata sayang pada pria itu serta mengenalkannya pada penulis. Chindy pun tidak mengenali pula pria itu. Karena, canggungnya sikap dia yang terlihat dari raut wajahnya oleh penulis. Tapi penulis bisa simpulkan pria itu milik Christy karena mereka begitu akrab lebih dari sahabat.
Pria itu membawakan sebuah gitar yang tak asing bagi penulis. Hanya saja, penulis tidak tahu kapan, siapa, dan dimana dia bertemu dengan gitar itu. Perwatakannya yang begitu ramah dan ceria membuat mereka bertiga begitu melebur dalam sebuah persekutuan. Pria yang wajahnya hampir mirip dengan Gamaliel itu mengiringi Christy dan Chindy bernyanyi dengan gitarnya. Penulis hanya tertegun memandangi mereka bertiga.
Betapa bahagianya penulis berada dalam persekutuan manis ini. Akan tetapi hal yang tidak penulis sukai pun terjadi. Penulis tak sengaja bernyanyi dan seperti biasa Christy mencela suaranya. Kemudian penulis spontan melemparkan satu pukulan ringan ke mulut Christy karena malu dengan sebuah koran yang diputar-putar penulis dari tadi. Sang kekasih hanya terdiam melihat perbuatan penulis. Mungkin dalam otaknya, itu hanyalah bercandaan yang biasa mereka lakukan semasa SMA dulu. Nyanyian dan petikan gitar pun tetap berlanjut. Sama halnya dengan penghinaan Christy yang tetap berlanjut. Tiga kali ia lontarkan, tiga kali pula penulis menepuk bibirnya. Hingga lagu yang dibawakan kekasih Christy berubah jadi penghinaan pula terhadap penulis.
Penulis merasa tidak nyaman lagi dengan perlakuan Christy dan kekasihnya. Penulis pun meninggalkan mereka. Chindy mengikutinya dari belakang. Namun,…….swing!! Bagaikan angin, penulis pun hilang sekejap. ‘Kemana dia?’ Chindy tetap melanjutkan pencariannya dengan ada ataupun tanpa Christy, sahabatnya.
Langit sudah muram, Chindy masih belum menemukan penulis. Chindy begitu khawatir dengannya yang sangat suka merajuk. Kekhawatiranpun merambah ke kepala Christy dan tertransfer ke pikiran kekasihnya. Kemanakah penulis berada??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar